Minggu, 31 Agustus 2008

Pengabdian ala Oemar Bakri !!!

Pengabdian ala Oemar Bakri !!!

guru adalah pahlawan tampa tanda jasa. Ya, orang-orang memberikan predikat kepada mereka yang bekerja atau berprofesi sebagai guru. Betapa tidak, terkadang gaji yang mereka terima tidak sesuai atau tidak cukup jika dibandingkan dengan pengorbanan yang mereka lakukanh untuk mengajar murid-murid atau anak-anak negeri ini dengan sejumlah pengetahuan.

Cerita-cerita kepahlawanan guru dalam mengajar anak-anak bangsa ini agar cerdas sudah sering saya dengarkan, dan hampir semua cerita yang saya dengan cenderung sama. Namun ada cerita berbeda yang saya dapatkan ketika berada di bantaeng. Cerita tersebut saya dapatkan langsung dari senior saya yaitu Ahmad Bahtiar Arma, yang akrab disapa K'Aba. Kebetulan, ia adalah Korlab kami pada survei yang saya ikuti. K'Aba adalah tenaga honorer yang mengabdikan diri untuk mengajar di SMU 2 Bantaeng sejak tahun ajaran baru 2007/2008.

sudah setahun ia mengajar di Smu tersebut. Gaji yang ia dapatkan dari mengajar sekitar Rp.350.000 perbulannya. Gaji mengajarnya ia terima sekali dalam tiga bulan. Selama mengajar, ia baru dua kali menerima honor dari sekolah, dan sudah enam bulan ia belum menerima honor dari kegiatan mengajarnya di sekolah tersebut.

Dari penuturan yang di ungkapkan K'Aba, nasib guru honorer seperti dirinya kini dalam suasana terjepit. Panggilan hati untuk mengabdi pada bangsa dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga. K'aba sudah berkeluarga dan telah diberkahi seorang anak laki-laki. Bayangkan, bagaimana cara dia untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya jika sudak enam bulan ia belum menerima honor dari sekolah tempat ia mengajar! Menurut kepala sekolah, gaji mereka belum di berikan karena dana dari Diknas belum cair. Di Kabupaten Bantaeng, kini telah mempraktekan pendidikan gratis. Jadi, tidak ada lagi duit atau pungutan yang didapat dari orang tua murid atau pihak komite sekolah. Dulunya, ketika belum di praktekan pendidikan gratis, para guru honorer di gaji dari duit komite sekolah yang salah satunya bersumber dari sumbangan orang tua murid. Kini para guru honorer sepenuhnya hanya berharap dari anggaran Diknas yang diperuntukan bagi para guru bantu atau guru honor.

Enam bulan belum menerima gaji, tidak menurunkan semangatnya untuk terus mengajar dan mengabdi. Katanya, selalu saja ada rezeki yang diberikan Allah kepada dia ketika sudah tidak punya duit untuk sekedar membuat dapurnya berasap. Selama enam bulan tersebut, ia kadang mendapat uang serta makanan dari kegiatan mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan Diknas atau pihak sekolah. Walaupun sedikit dan terkadang hanya mendapatkan nasi dos, ia tetap bersyukur atas nikmat yang didapatkannya.

Cerita lainnya yang membuat saya merenung yaitu, keberaniannya untuk menikah dengan modal pas-pasan. Istri k'aba kebetulan berasal dari keluarga kelas menengah dan sedikit masih punya darah bangsawan di Barru. Ia membagi pengalaman kepada saya, kalau ia sempat down dan putus asa bisa menikah dengan kekasihnya. Sebab istrinya sekarang (k'wana) sebelum menikah dengan k'aba, sudah dua kali datang dilamar oleh keluarganya yang secara ekonomi lebih baik jika dibandingkan dengan k'aba. Namun karena cinta yang ada pada mereka berdua sudah begitu dalam, tawaran lamaran tersebut dilak k'wana dengan halus dan akhirnya k'wana lebih memilih k'aba yang bekerja masih sebagaqi guru honor di Smu 2 Bantaeng.

Jika iwan fals punya lagu tentang Oemar Bakri, seorang pegawai negeri yang telah berhasil menciptakan banyak profesor dan menteri. Maka k'aba punya cerita berbeda. Ia adalah guru honorer yang belum terangkat sebagai pegawai negeri. Namun, juga punya semangat yang sama seperti Oemar Bakri. Ikhlas mengajar dan mengabdikan diri sebagai guru untuk pendidikan dan kecerdasan anak-anak negeri ini.


Perjalanan ke lokasi penelitian


Minggu 24 agustus 08, tepatnya abis magrib, saya meninggalkan makassar menuju Bantaeng bersama temanku dodi, yang juga adalah team surveyor. Kami naek motor. Sedangkan teman-teman yang lain yaitu K'aba, yayan & atir kelokasi dengan naek mobil panther.

Perjalan kami sempat terganggu saat tiba di takalar. Saya terjebak macet di jalan sektitar ½ km. Penyebab kemacetan karena ada pesta pernikahan yang hanya berjarak kira-kira 10 m dari pinggir jalan. Banyaknya warga yang berkerumun di pinggir jalan ternyata selain untuk melihat pasangan pengantin, yang kebetulan pasangan pengantin prianya adalah orang bule sekaligus ingin melihat langsung dan mendengarkan suara artis lokal makassar kebanggaan mereka yaitu 'ridwan gau' yang tampil untuk menghibur pasangan pengantin dan warga.

Karena penasaran, saya pun turun dari motor dan menyempatkan diri untuk meliat-liat pasangan pengantin tersebut dan bahkan sambil menunggu teman ku keluar dari kemacetan, sempat mendengarkan 2 buah lagu yang di bawakan ridwan gau7 ..hehehehehe..

saya tidak langsung menuju bantaeng, karena ada obat yang harus diantar kerumahnya dodi di jeneponto pesanan mamanya. Ketikas tiba di rumahnya dodi, ternyata mamanya telah menyiapkan makan malam buat kami. Setelah makan, kami berniat minta pamit untuk melanjutkan perjalanan, namun mamanya dodi melarang, sebab tidak baik katanya melanjutkan perjalanan karena sudah malam, sebab perjalanan dari jeneponto ke bantaeng agak rawan kalau di malam hari. Akhirnya saya bermalam di jeneponto dan paghi-pagi baru melanjutkan perjalanan ke bantaeng.

Sekitar oukul 09. pagi kami tiba di bantaeng. Setelah bertanya-tanya kepada beberapa orang warga, akhirnya sampai juga saya di Btn Arangkeke, base cam team peneliti bantaeng. Kami tinggal di rumahnya K'aba yang kebetulan menjadi korlab kabupaten. Rumahnya sederhana, tipe 3 x 6 dengan dua kamar. Namun hanya 1 kamar yang di gunakan sebab kamar yang satunya dijadikan gudang dan ruang shalat. Fasilitas rumah cukup lengkap. Ada Tv, wc, springbad serta alat masak memasak.

Ya ...... , sejak tiba di base cam, maka dimulailah kerja-kerja yang berhubungan dengan PMKS penyandang cacat di kabupaten Bantaeng.

25 agustus 2008




Sabtu, 23 Agustus 2008

Libur ngunjungin bLog

Besok saya mulai turun lapangan ke lokasi penelitian di kabupaten Bantaeng. Blog ini mungkin untuk sementara akan libur. Karena kemungkinan besar saya akan banyak menghabiskan waktu di desa ataupun di base cam untuk melakukan pendataan terhadap penyandang cacat disana.

Moga saja akan ada banyak cerita dan pengalaman menarik selama di lapangan yang bisa menjadi inspirasi untuk mengisi blog ini nantinya.


Akhirnya buku kami terbit juga

Akhirnya setelah hampir 2 tahun pengerjaan, buku yang kami buwat terbit juga. Judulnya "Mernyibak Kabut di Keraton Buton". kemarin bukunya sudah tiba di Bau-Bau. senang sekali bisa terbitkan buku, walaupun cuman kumpulan tulisan. Namun setidaknya ada juga karya yang bisa saya buat bersama teman-teman asal Bau-Bau yang kuliah juga alumni mahasiswa makassar.

Waktu pengerjaan bukunya lumayan lama. Maklum, ini adalah karya perdana kami. Ini juga disebabkan karena semangat kami dari team pembuatan buku naik turun. Terkadang semangat kerja team kami sangat tinggi, namun ditengah jalan tiba-tiba down lagi karena beberapa kendala. Kami juga kurang fokus untuk menggarapnya karena banyaknya agenda dan aktifitas masing-masing anggota team. Ditambah sparing partner dalam pembuatan buku, yaitu Pemkot Bau-Bau yang sangat birokratis dan penuh liku-liku ketika berurusan dengan mereka, menjadi kendala lain kenapa buku tersebut begitu lama dikerjakan.

Namun karena keinginan teman-teman seperti K'yusran sebagai editor buku, lulu, jeto, nas, epri, dan mu'min untuk berkarya sangat besar, akhirnya buku tersebut terbit juga.

Rabu, 20 Agustus 2008

seNang bisa iktu peNeLitian

Kurang lebih 1 bulan pasca ujian meja, mengisi waktu untuk menunggu wisuda tiba yang masih 2 minggu lagi ternyata sangat membosankan. Awalnya saya berpikir untuk santai-santai saja menjalani hari. Ternyata lama-kelamaan, akhirnya saya diserang kejenuhan. Masuk kampus, trus Nongkrong di kaNtin, malam maen ke cafe D' Green, jaLan-jaLan ma teman2 atau bermalas-malasan di poNdokan. Hampir tak ada hal produktif yang saya lakukan selama masa waktu menunggu tersebut.

Kini, saya tak jenuh lagi. Akhirnya ada juga sesuatu yang produktif bisa kulakukan. Sekarang saya lagi siap-siap untuk melakukan penelitian/pendataan tentang penyandang cacat yang diselenggarakan Dept. Sosial kerjasama dengan PT. Survei Indonesia di Kabupaten Bantaeng. Pada penelitian yang akan berlangsung kurang lebih sebulan lamanya nanti, saya bekerja sebagai Adop (administrasi & operasional), namun ada gosip-gosip dari KorLap kalau Adop juga akan membantu Surveyor untuk melakukan pendataan di lapangan, agar penelitiannya bisa cepat rampung.

Kemarin, saya baru saja mengikuti pembekalan beserta teman-teman Adop lainnya di sekret pusat, tepatnya di Jl. Baji Ati, Cendrawasih. Lumayan, wawasanku jadi bertambah. Ternyata ada banyak kriteria serta jenis-jenis penyandang cacat.

Di pembekalan tersebut, saya baru tahu kalau penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendataan terhadap para penyandang Cacat di Sulawesi Selatan. Berhubung, akan ada program atau bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah, dalam hal ini Dept. Sosial kepada para penyandang Cacat. Untuk itu, dibutuhkan data yang lengkap tentang mereka, agar program yang nantinya akan dilakukan Depsos bisa tepat sasaran.

Dalam waktu 1 atau 2 hari ini, saya akan memulai penelitian bersama 6 orang tim. Sementara ini sedang di urus izin penelitian dan basecame oleh KorLap. Ketika semuanya rampung, kami akan langsung turun ke lapangan. Rasanya senang sekali bisa sibuk-sibuk lagi. Apalagi bisa nambah duit bulanan dari fee penelitian. Yah....walaupun fee yang akan didapat dari penelitian ini nda banyak-banyak amat, saya sudah sangat bersyukur. Daripada ga ada kerjaan ..hehehehehe..

Bantaeng adalah kabupaten yang lumayan tidak asing bagi saya. Sudah tiga kali saya pernah kesana. Pertama kali pada bulan oktober 2003. Saat itu ada kegiatan Adaptasi Himpunan Sosiologi. 2 minggu lamanya saya di sana. Berikutnya sekitar pertengahan bulan1 2005 selama 4 hari dan terakhir pertengahan bulan 2 selama seminggu dalam rangka kegiatan Short Course Keorganisasian Bem Fisip UH.

Yang sedikit menantang dari kegiatan tersebut nantinya yaitu, saya akan menjalani puasa di lokasi penelitian. Moga saja sambil menjalani puasa, penelitiannya juga bisa jalan dan lancar.

Sabtu, 16 Agustus 2008

63 Tahun IndoNesia


Ada sebuah mitos bahwa jika seseorang teLah memasuki usia 63 tahun, maka bersiap-siapLah ia untuk dijemput oleh maLaikat maut. Sebab, usia tersebut merupakan usia ideal lama umur hidup manusia. Hari ini IndoNesia geNab berusia 63 tahuN. jika Indonesia ibarat seorang maNusia, maka menurut mitos tersebut, Indonesia harus bersiap-siap menanti paNgGiLan SaNg maLaikat maut!!!


Indonesia adalah negeri impian untuk hidup sejahterah, damai, berkeadilan serta bertoleransi buat anak-anak bangsa ini. Rumah yang menjanjikan kesejukan bagi tiap penghuninya. Suku, ras dan agama membaur dalam semua ruang interaksi. Sebuah negeri dengan gugusan puLau-puLau terhampar dari sumatera hingga Irian, menyimpul dalam ikatan rantai bhiNeka tuNggal ika.

63 tahun sudah kini usianya. Impian mereka yang dulu berjuang meneteskan darah, air mata, keringat dan pena-pena kearifan menuju Indonesia impian masih saja jadi mimpi. Mimpi yang muNgkin saja akan menjadi doNgeng buwat geNerasi anak baNgsa ini di masa datang.

Lalu apa yang diLakukan oLeh anak negeri ini seLama 63 tahuN??? Jangan2 malah hanya ikut-ikutan bermimpi bahkan muNgkin saja sedang tertidur sakiNg asyikNya menikmati iNdahnya Negeri impiaN !!! Ada teman perNah biLang, jika waktu Lahir ia diberi piLihan untuk lahir di Negeri mana? Maka ia tentu akan memiLih diLahirkan di Negeri mana saja yang jeLas bukan Indonesia!

Yaaa, kita semua harus bertanggung jawab atas kondisi bangsa ini sebagai anak Negeri. Apapun kondisinya, Indonesia tetapLah IndoNesia! Dan kita semua masih setia menghuni rumah ini.

Jika iNgin Indonesia tidak haNya menjadi Negeri impian, mari berkarya dengan kemampuan yang kita puNya. Untuk Indonesia yang sejahterah, berkeadiLan, bertoLeransi serta menjadi rumah yang nyaman dan sejuk bagi tiap peNghuNinya……..

Di Persimpangan JaLan


Seminggu setelah sarjana, saudara ku yang paling tua yang selama ini membiayai ongkos kuliah dan segala kebutuhan ku selama di makassar menelpon saya. Dia menayakan rencana yang akan saya lakukan setelah sarjana. Apakah mau pulang ke Bau-Bau atau masih ingin di makassar. Kalau di Bau-Bau, katanya saya tidak akan susah karena banyak kakak-kakak ku yang sudah cukup berhasil bisa membantu saya. Disamping itu, saya juga tidak perlu pusing-pusing karena orang tua juga masih sanggup untuk memenuhi kebutuhan makan, minum dan sejumlah keperluan kecil lainnya buat anak-anaknya di rumah. Namun, jika saya memilih ingin tetap di makassar untuk sementara, maka subsidi yang selama ini mengalir ke saya akan dikurangi.

Maksud kakak ku mengurangi subsidinya bukan untuk lepas tanggungjawab sebagai saudara tertua. Namun, ia bermaksud mengajari saya bagaimana cara hidup mandiri dalam menentukan pilihan hidup. Termaksud untuk tetap survive di kota orang. Saat ia menelpon, saya tidak kaget. Sebab beberapa bulan sebelum sarjana saya sudah membuat pilihan untuk tetap tinggal sementara waktu di makassar .

Namun, saat ini saya mulai berpikir. Sanggupkah saya untuk hidup mandiri di kota orang tampa harus menggantungkan diri secara financial pada keluarga? Kemampuan apa yang bisa saya andalkan untuk bisa bertahan hidup di kota ini? Dua pertanyaan itu selalu membayangi akhir-akhir ini, apalagi jika menjelang tidur di malam hari!

Saya merasa berada di simpang jalan. Antara gejolak serta hasrat untuk menantang hidup di kota orang dan pilihan menjalani kesederhanaan hidup di kampung? Ada sejumlah mimpi-mimpi liar yang terlanjur terbangun dalam kepala saya serta gagasan besar untuk menatap masa depan. Sayang kalau mimpi dan gagasan tersebut harus terkubur karena kerasnya tantangan yang akan saya jalani nantinya.

Satu-satunya alasan yang membuat saya berani memutuskan untuk tinggal di makassar adalah bahwa saya masih muda. Ada semangat dan energi besar dalam diri saya untuk bertarung dengan kerasnya kota makassar. Hasrat ini begitu besar sehingga tak sanggup ku bendung.

Semoga pilihan saya tidak salah. Kalupun nantinya pilihan ini keliru, moga ada hal yang bisa membuat saya belajar. Belajar menjalani hidup dengan pilihan sendiri.

TamaLanrea, 13 Agustus 2008.

Minggu, 10 Agustus 2008

Waktu Bersama yaNg siNgkat


Entah kenapa, bayang dirinya selalu hadir dalam ruang-ruang sepi ku. Tak bisa hilang! Ku coba untuk melepaskannya, yang ada justru bayang-bayang akan masa sewaktu bersama. Ku coba pula untuk menempatkannya pada ruang yang menjadi tempat dimana semua kawan-kawanku ada disitu. Tapi anehnya, ia tetap tampak berbeda dengan yang lainnya! Sangat Aneh rasanya merasakan sesuatu yang sangat dalam. Padahal kalau dihitung-hitung, waktu yang ku lalui bersamanya sangat singkat.

Dulu saya selalu percaya bahwa semakin lama waktu bersama, semakin dalam pula rasa yang tersimpan. Sebaliknya, semakin singkat waktu bersama, tak banyak pula rasa untuk dikenang. Sebab dari waktu yang dilalui itu, ion-ion akan saling bertukar, saling mengisi dan berbagi. Ion yang hadir darinya itulah yang akan menjadi kenangan atas rasa selama bersama. Terkadang kepercayaan hadir dari sebuah pengalaman manusia.

Namun, kepercayaan itu kini nampaknya mulai goyah. Pengalaman di masa lalu tak sanggup menjadi obat mujarap atas cerita yang kualami saat ini. Sudah kucoba untuk merasionalkan situasi yang kujalani saat ini, namun selalu ada sesuatu yang tak mampu dijelaskan oleh rasionalitas ku.

Jika benar bahwa rasa tempatnya ada di wahmi, maka wajar kalau terkadang ia susah untuk di rasionalkan.

Selasa, 05 Agustus 2008

melepas penat di Puca, Maros

seteLah semiNggu berkutat dengan urusan meNyelesaikan berkas2 skripsi pasca ujian meja seminggu yG Lalu (jum'at, 25 juLi 08) akhirnya bisa juga sy melepas penat dan sejenak meNjaLani hari tampa memikirkan persoaLan kampus.
ini bukan yang pertama sy k Puca. 2 tahun Lalu, sy pernah k sana saat ada kegiatan Bina Akrab Maba SosioLogi angkatan 2006. tapi lokasinya bukan di perkebunan Puca, namun di rumah penduduk yang lokasinya sekitar 500m dari lokasi perkebunan Puca.
untuk sampai ke sana, lumayan harus melewati medan yang berliku-liku. dengan berkendara motor Jupiter MX, ku pacu gas motor ku secepat mungkin, karena tak sabar ingin segera menghirup segarnya udara perkebunan Puca. untung saja jalannya tidak terjal. maklum, ada sekitar beberapa kilo, jalannya masih menggunakan pengerasan. namun, karena bawaannya ingin refresing, jalan yang berbatu pun sy anggap jalan beraspal (walaupun tetap aja jalannya sedikit berbat..hehehehe..).
sekitar 1 jam lebih, akhirnya sampai juga d perkebunan Puca. suasan senja menyambutku dengan ramah. ku habiskan waktu 1 jam hanya untuk berkeliling seputaran perkebunan. mulai dari lokasi penangkaran buaya, kebun jeruk sampai taman bunga.
sejenak mataku berhenti liar memandang sekeliling ketika melihat kolam renang. ramai pengunjung asyik mandi dan berenang di sana. dan akhirnya, tergiur juga sy untuk bergabung bersama pengunjung lainnya bermain bersama air. kolam tersebut mempunyai fasilitas ruang ganti pakaian, kamar mandi dan juga meNyewakan ceLana reNang untuk Laki2.
sebeLum meNceburkan diri ke koLam, sy jd teriNgat sm seseoraNg yang perNah sy jaNji untuk diajari bereNang ..hehehehehe..
tak terasa, hari hampir sj geLap dan penguNjung satu persatu puLang. sy pun akhirnya berhenti bereNang. bukan karena hari sudah mulai geLap, tp karena badan ku sadah pegal2 dan napas ku muLai sesak ..hehehe..
suasaNa maLam hari pun tak kaLa seruNya. udaraNya yang Lumayan diNgin jd taNtangan tersendiri.
sebeNarNya sy masih mau berCerita baNyak tentaNg pengaLaman berLibur s Puca, tapi karena saat mengerik tuLisan ini, ada teman yang jahil dan mengganggu saya, akhirnya tuLisan ini sampai di siNi saja.
hehehehehe..
3 agustus 2008

duNia khayal ku ..

Pernah nda kalian mengalami situasi yang membuat anda harus menghabiskan waktu 1 – 2 jam hanya untuk berkhayal. Memikirkan sesuatu yang mungkin saja hanya nyata dalam alam khayal kita. Asyik bermain dengan gagasan, mimpi-mimpi, angan dan bahkan larut dalam dunia yang menyeret anda pada sebuah drama kehidupan yang tidak mungkin di temukan dalam dunia nyata?

Menemukan banyak teman yang seLalu mengerti anda. Mengerti kekurangan anda. Berbagi bersama tampa menghitung-hitung pengorbanan yang dia berikan kepada anda.

Hidup pada lingkungan dimana ekspresi dan kreatifitas anda bisa teraktualkan tampa embel-embel aturan ataupun ikatan yang bisa mengekang potensi anda.

Bekerja dengan ritme dan gaya anda sendiri tapi tetap paham apa yang mesti anda lakukan. Menjalani aktifitas dimana privasi anda sangat dihargai, namun tetap terbuka untuk hal-hal yang menyangkut persoalan bersama.
Dan …. menemukan seseorang yang pantas dicintai dan mencintai anda.

Mungkin ini naïf bahkan sesuatu yang bodoh. Menghabiskan waktu 1 – 2 jam hanya untuk bermain dalam fantasi dan imaji yang sangat abstrak tapi begitu nyata terasa.

Jika anda pernah melakukannya, tolong ceritakan pada saya apa yang anda rasakan ketika berada dalam dunia tersebut. Jangan lupa juga untuk mengatakan bagaimana perasaan anda ketika keluar dari dunia itu.

Saya hanya ingin tahu. Apakah yang anda rasakan juga sama dengan apa yang saya alami dan rasakan.

Senin, 04 Agustus 2008

akhirNya SarjaNa juga ..

Tak terasa, terNyata sudah eNam tahun saya jadi mahasiswa. Meninggalkan kampung halaman Kota Bau-Bau haNya untuk meLanjutkan studi d Universitas Hasanuddin. enam tahun bukan waktu yang sedikit.
jika waktu yang sy habiskan untuk kuliah dipakai untuk bekerja di kampung, mungkin saja saya sudah punya sejumlah tabungan, atau mungkin saja saya sudah punya penghasilan sendiri hingga tidak bergantung lagi kepada orang tua. saya jadi berpikir, kenapa enam tahun yang lalu, saya tidak memilih untuk cari kerja saja? kenapa harus memilih untuk melanjutkan sekolah seperti saudara-saudara saya? di Unhas lagi!
terkadang terlintas penyesalan akan pilihan ku untuk sekolah di PT. apalagi, saat-saat pertama menjadi mahasiswa, ketika mendapat perlakuan dari senior-senior di kampus yang menyambut kami dengan sejumlah cacian yang diselingi beberapa kali tamparan, pukulan dan peloncohan! hehehe, saya tiba-tiba jadi ingat masa-masa ospek di kampus.
namun, lambat laun penyesalan tersebut tergantikan dengan perasaan bangga menjadi mahasiswa. apalagi mahasiswa Unhas, yang cukup memiliki predikat baik di kampung.
seiring berjalannya waktu, pengalaman baru mengisi kehidupan ku. mulai dari rutinitas kuliah di ruang kelas, ikut-ikutan berorganisasi sampai nongkrong di kioridor kampus bersama teman-teman. suasana yang mungkin saja tidak saya dapatkan jika enam tahun lalu saya akhirnya memilih untuk cari kerja, tidak memilih lanjut sekolah.
sebenarnya, dari 6 tahun waktu yang aku habiskan di kampus, hanya empat setengah tahun saya terhitung aktif kuliah. karena 1 semester tidak aktif kuliah pada semester delapan dan 1 tahun diskorsing (semester 9&10) akibat melanggar ketertiban kampus menurut dosen ku di sospol. jadi boleh dibilang, saya nda lama-lama amat kuliah. hehehehe..
waduh, lama-lama jadi ngawur nih tulisannya.
yang mau saya bilang lewat tulisan ini, akhirnya saya bisa juga menyelesaikan studi di Jurusan Sosioloigi Fisip Unhas. selesai dengan hasil ujian skripsi nilai 'A' (maaf kalau sedikit sombong) hehehehe..



Jumat, 01 Agustus 2008

belajar menulis

Terkadang ada sejumlah pengalaman atau cerita yang ingin saya ungkapkan lewat tulisan. Namun ketika hendak menuliskannya, saya tiba-tiba jadi bingung untuk memulainya? terkadang juga saya punya ide merangkai kata-kata di awal sebuah tulisan, tapi sangat rumit rasanya untuk mengrangkai kata-kata tersebut menjadi dua atau tiga buah paragraf.
hambatan lainnya ketika mau menulis yaitu saya merasa bahwa tulisan yang saya buat tidak beraturan, tidak ilmiah serta tidak berkualitas. saya jadi sangat tidak percaya diri jika tulisan ku dibaca oleh orang lain.
karena itu, saya coba membuat blog sebagai tempat belajar untuk menulis. tentunya, saya berharap banyak bisa belajar dari siapapun lewat blog ini.