Kamis, 30 Oktober 2008

Halal Bi Halal ; kegiatan yang mesti dilakukan setiap tahun.

Halal Bi Halal ; kegiatan yang mesti dilakukan setiap tahun.

Sudah enam tahun lebih saya berada di kota makassar, namun baru kali ini saya bertemu dengan banyak orang Buton di makassar. Untung saja ada acara Halal Bi Halal Kerukunan Keluarga Indonesia Buton (KKIB) dan mahasiswa Bau-Bau – Buton makassar bersama Walikota Bau-Bau bapak Amiril Tamim, di hotel Singgasana tanggal 27 kemarin.
Di moment tersebut, akhirnya saya banyak bertemu dengan orang Buton yang bekerja dan bertahun-tahun bermukim di makassar. Saya juga bertemu dengan banyak mahasiswa Bau-Bau – Buton yang sementara kuliah di sini, baik yang kuliah di Unhas, Umi, 45, Unm dan Universitas lainnya. Dari cerita-cerita dengan teman-teman yang hadir pada acara tersebut, mereka rata-rata sangat merindukan suasana yang seperti itu. Bisa kumpul dengan orang-orang Buton di makassar, apalagi bisa bertatap muka dengan orang tua atau keluarga Buton yang ada di makassar.
Di halal bi halal tersebut, Amirul Tamim sebagai walikota Bau-Bau banyak bercerita tentang kondisi pembangunan di Bau-Bau saat ini dan mengungkapkan beberapa rencana yang akan dilakukan oleh pemerintah Bau-Bau selama periode jabatannya. Ia juga banyak berpesan kepada para mahasiswa yang sementara studi di makassar agar serius menuntut ilmu di kota orang, dan kelak jika sudah selaseai studi tidak berpikir semua untuk ramai-ramai pulang kampung dan berharap menjadi PNS, sebab pemerintah tidak mempu menampung semua alumni mahasiswa makassar untuk menjadi pegawai negeri.
Di Bau-Bau, memang profesi PNS masih menjadi pekerjaan yang diharapkan oleh banyak pencari kerja. Mungkin saja karena jaminan hidup yang dijanjikan pemerintah kepada PNS menjadi alasan bagi para pencari kerja untuk tetap memilih jadi PNS sebagai pekerjaannya. Padahal ada banyak hal yang bisa dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selain menjadi PNS. Namun, tetap saja masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa pegawai negeri adalah pekerjaan yang paling baik dan paling jelas jaminan untu masa depan seseorang.
Kembali ke acara halal bi halal, memang acara seperti itu sangat penting untuk dilakukan secara kontinyu, karena kegiatan seperti itu dapat menjaga hubungan silaturahim diantara sesama orang Buton di perantauan juga menjadi kekuatan sosial sebuah komunitas perantauan Buton. Hanya saja, keinginan untuk kumpul dan berbagi cerita dan pengalaman sesama orang Buton baik mereka yang tua ataupun yang muda masih kurang. Hanya beberapa orang saja yang memiliki inisiatid untuk selalu bertemu. Buktinya, selama 6 tahun saya di makassar, baru kali ini bisa berkumpul dengan banyak orang buton di makassar.

Minggu, 26 Oktober 2008

Nervous di Pertemuan Pertama Mengikuti Privat Bahasa Inggris

Nervous di Pertemuan Pertama Mengikuti Privat Bahasa Inggris

Malam itu, 20 oktober 2008 sekitar pukul 09 malam di D’Green Coofee adalah pertemuan pertama saya mengikuti program kursus bahasa inggris bersama dua orang teman yaitu obiet & k’miftah. Kami mengikuti program prifat bahasa inggris dalam kelas kecil yang beranggotakan tiga orang yang di ajar atau fasilitasi oleh mas dodik. Namun bagi mereka berdua, ini adalah pertemuan ketiga, sebab kursus tersebut sudah dimulai semenjak seminggu yang lalu dan saat itu saya masih berada di kampung. Jadi saya telah melewatkan dua kali pertemuan.
Diawal pertemuan saya agak nervous mengikuti kursus tersebut. Apalagi ketika mas dodik mengajukan beberapa pertanyaan kepada saya sebagai bahan perkenalan. Sebenarnya pertanyaannya sangat sederhana. Berkisar tentang identitas saya, kemudian apa alasan mengikuti privat bahasa inggris serta harapan setelah mengikuti program tersebut. Namun, yang membuat saya jadi tidak percaya diri karena pertanyaan tersebut harus dijawab dalam bahasa inggris. Dengan terbatah-batah saya berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Lucunya, saya mencampur adukan antara bahasa inggris dan bahasa Indonesia ketika menjawab pertanyaan tersebut. Lidah ini seakan terlipat-lipat dan seketika menjadi kaku..hehehehehe..
Saya menjadi bahan tertawaan obiet & k’miftah, sebab mereka telah melewati perkenalan tersebut diawal pertemuan kursus seminggu yang lalu. Namun lama kelamaan saya mulai merasa enjoy mengikuti program belajarnya. Suasana dan iklim belajar yang dibangun oleh mas dodik sebagai fasilitator sangat bersahabat dan santai. Teman-teman sekelas juga lucu-lucu dan asyik diajak bermain. Hingga tak terasa sudah dua jam kami belajar, dan harus mengakhiri pertemuannya. Pertemuan selanjutnya hari kamis di tempat yang sama. Program kursus ini berlangsung selama dua bulan dan dilakukan dua kali pertemuan dalam seminggu.
Terbersik penyesalan yang sangat dalam. Mengapa baru sekarang saya belajar bahasa inggris. Begiru banyak waktu terbuang dan terlewatkan begitu saja. Apalagi saya kuliah selama enam tahun di kampus. Waktu yang cukup banyak untuk bisa dimanfaatkan belajar bahasa inggris sambil kuliah. Mungkin baru sekarang saya menganggap bahasa inggris itu begitu penting untuk dikuasai.
Yang saya sukuri, setidaknya masih ada kemauan untuk belajar bahasa inggris walaupun sangat terlambat untuk memulainya, sebab anak sekolah dasar saja sekarang rata-rata sudah punya guru privat bahasa inggris sendiri-sendiri. Moga keinginan untuk belajar bahasa inggris tidak hanya panas-panas tai ayam. Hope I can speaking engglis.

Senin , 20 Oktober 2008
Pukul 23 : 20 Waktu Tamalanrea

Merasa Gammang Menjalani Hidup

Sudah beberapa hari ini saya merasa gammang menjalani hidup. Seakan tidak mampu mengkreasi waktu yang ku lewati dalam setiap harinya. Betapa tidak, yang ada dalam agenda kegiatan saya hanyalah mengikuti program prifat bahasa inggris bersama mas dodik yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu setiap hari senin dan kamis malam yang bertempat di D’Green Coofee. Selebihnya saya tidak tahu mau mengisi hari-hari ku dengan aktifitas apa?
Menurut teman-teman di pondok Persada Tamalanrea, belakangan ini saya menjadi agak pendiam dan sering merenung sendiri. Menurut mereka, saya tampak seperti orang kebingungan dan kadang bertingkah aneh jika sementara kumpul bersama teman-teman. Sampai-sampai ada seorang teman, namanya dodik berkata sama saya, kok orang sarjana bukannya senang, malah justru kelihatan tambah susah dan banyak masalah! Lanjut ia berkata kalau seperti itu kondisi orang yang sudah sarjana, saya tidak mau cepat-cepat sarjana. Saya tidak mau menjadi orang bingung dan perenung, candanya kepada saya.
Jangankan teman-teman di pondokan, saya saja mulai bingung dengan timgkah laku yang saya lakukan akhir-akhir ini! Hehehehehe..
Sempat terbersik dalam benak saya untuk melamar pekerjaan di beberapa tempat yang sekarang sedang membuka lowongan kerja, misalnya PT Survei Meter yang akan mengadakan survey di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan dan membutuhkan sekitar 50 surveyor. Survey tersebut kemungkinan akan dilakukan pada pertengahan bulan November sampai akhir desember. Saya tertarik dengan kerjaan tersebut, apalagi ada senior yang mengajak untuk memasukan lamaran dan akan merekomendasikan nama saya ke pihak survey meter agar berkas saya diloloskan biar bisa ikut survey tersebut. Kebetulan senior saya itu punya teman di survey meter. Saya pun tidak jadi memasukan lamaran karena takut kalau kegiatan tersebut molor sampai akhir desember. Sedangkan, saya sudah bertekad untuk pergi ke Jakarta bulan desember nanti untuk melakukan test program magister sosiologi di Universitas Indonesia.
Hampir juga saya memasukan lamaran kerja di perusahaan dialer motor di makassar. Namun kekhawatiran tiba-tiba muncul, kalau nanti saya tiba-tiba larut dan merasa nyaman dengan kerjaan tersebut. Disamping itu, sudah pasti saya tidak akan focus dalam belajar bahasa inggris.
Kadang saya merasa iri dengan teman-teman angkatan 2002 sosiologi yang kini sudah bekerja dan bisa menghasilkan duit sendiri. Saya malu pada diri sendiri, karena sampai sekarang masih mengandalkan subsidi dari kakak di Bau-Bau untuk bertahan hidup di makassar. Inggin rasanya bisa punya duit dari hasil kerjaan saya sendiri. Disinilah letak kebingungan ku saat ini. Sebab saya sudah berencana untuk lanjut study dan tidak ingin ada agenda atau rencana lain yang mengganggu planning tersebut.
Waktu saya kini hanya tersisa sekitar sebulan lebih dimakassar, sebelum ke Jakarta untuk test program magister sosiologi. Dengan waktu tersebut rasanya sangat susah untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan duit. Sebab dibeberapa perusahaan atau tempat kerja, biasanya sebelum seorang karyawan bekerja, terlebih dahulu akan detraining agar paham dengan kerjaan yang akan dia lakukan.
Belakangan ini saya sering menghayal bisa bekerja disuatu tempat yang agak santai tapi serius dan tentunya tidak mengganggu belajar bahasa inggris yang sementara saya jalani saat ini. Punya gaji walaupun sedikit, dengan masa kerja hanya sebulan. Tapi dimana ya kira-kira saya bisa dapat pekerjaan tersebut? Hehehehehe..

Kerinduan Mengisi Blog

Kerinduan Mengisi Blog

Setelah sebulan tidak bersentuhan dengan internet, akhirnya malam ini saya mengunjungi blog ku. Saya sangat rindu untuk mengisi blog ini. Entah kenapa selama kurang lebih sebulan, hampir tidak ada tulisan yang saya buat. Begitu banyak pengalaman dan peristiwa yang lewat begitu saja tampa terekam dalam sebuah tulisan. Inilah penyakit yang sangat susah saya lawan apalagi menghilangkannya. Ketika rasa malas menghampiri, tangan ini serasa kaku dan tidak bisa bergerak walau hanya untuk menggenggam sebuah pulpen dan mencoretkannya di sebuah kertas putih, juga untuk bersentuhan dengan keyboard dan berhadapan dengan layar computer.
Gimana ya cara yang efektif untuk menghilangkan penyakit malas? Jangan-jangan, saya sendiri yang menciptakan penyakit malas itu? Jika ternyata penyakit tersebut dari dalam diri saya sumbernya, artinya saya adalah salah satu manusia tolol yang ada di dunia ini..hehehehe..
Tidak mudah untuk melawan penyakit malas yang ada dalam diri saya. Padahal saya baru mulai belajar menulis di blog. Ini jadi tantangan dan masalah berat yang harus saya lewati. Tak bisa dipungkiri, lingkungan social bergaul sangat mempengaruhi semangat ku dalam mencatat penggalan-penggalan pengalaman yang terlewati sehari-hari. Bukan mencari kambing hitam atas kemalasan ku, namun itulah yang saya rasakan selama ini.
Sebagai contoh, jika saya berada di pondok persada bersama teman-teman sosiologi, salalu saja ada inspirasi untuk menulis. Walaupun tulisan itu hanya bercerita tentang sesuatu yang sederhana dan biasa, juga terkadang tidak menarik. Namun, setidaknya dalam seminggu ada saja tulisan yang bisa dihasilkan. Mungkin saja karena teman-teman di persada sering main ke warnet, akhirnya saya juga jadi terpengaruh dan ikut-ikutan ke warnet, dan janggal rasanya jika ke warnat namun tidak mampir sebentar ke blog dan mengisinya dengan tulisan.
Sepertinya blog harus menjadi taman bermain bagi saya untuk berpetualang. Teman berbagi yang senantiasa memberikan tempat untuk sekedar curhat dan menorehkan kegelisahan. Jika perlu, maka blog akan saya jadikan pacar yang akan selalu ku rindukan..hehehehehehe..