Selasa, 20 Januari 2009

mendaftar di UI

Saya barusan saja membuat acount untuk pendaftaran on Line program magister di Universitas Indonesia. Saya memilih program studi sosiologi, jurusan yang linear dengan program studi saya di S1, namun saya belum membayar uang pendaftaran. Rencananya dua hari kedepan baru akan membayar karena sekarang belum punya duit. Ketika mengisi beberapa form yang disediakan, saya merasa dek-dekan. Dengan penuh hati-hati saya mengisi satu persatu form tersebut.

Baru saja sudah selesai membuat acount, saya sudah merasa kayak anak mahasiswa UI ..hehehehe.. saya memilih mengikuti ujian masuk lewat panitia lokal. Ternyata UI juga menyediakan panitia lokal untuk melakukan seleksi ujian masuk tahap I di beberapa kota, jadi tak perlu ke jakarta lagi untuk mengikuti seleksi ujian masuknya. Program tersebut sangat memudahkan bagi calon mahasiswa yang berada diluar jakarta.

Semoga urusan pendaftaran saya lancar-lancar saja dan bisa sukses mengikuti ujian masuk yang diselenggarakan oleh panitia lokal tanggal 1 maret nantinya...Amien...

Jumat, 16 Januari 2009

Ikut meramaikan pesta demokrasi

Awalnya saya sama sekali tak tertarik untuk ikut-ikutan terlibat dukung-mendukung pada ajang pemilu legislative yang akan digelar 09 april nantinya. Beberapa bulan yang lalu banyak senior-senior dan teman-teman saya yang mengajak untuk terlibat membantu meramaikan pesta demokrasi tersebut yang kini tinggal dua bulan lebih. Sebelumnya saya sama sekali tidk tertarik karena merasa tidak punya kepentingan dalam momentum akbar itu.

Sekarang kondisinya berbeda. Saya jadi sumringah dan begitu bersemangat terlibat ikut dukung mendukung calon anggota legislative. Namun pilihan saya ikut terlibat bukan hanya sekedar keren-kerenan saja. Kebetulan ada kandidat yang punya visi sama dengan komunitas tenggara yang kami bangun di Makassar. Pertemuan kami dengan dia pun secara tak disengaja, dan tidak rumit untuk mempertemukan gagasan antara kami dengannya. Ditambah dia juga berasal dari buton. Ini bukan rasionalisasi namun seperti itulah kondisi yang mendorong saya untuk ikut terlibat.

Namun kepentingan saya dengan dia sedikit berbeda. Jika dia punya kepentingan untuk duduk di senayan, maka saya dan teman-teman berkepentingan ingin memperkuat jejaring tenggara lewat momentum tersebut. Dan dia bisa menjadi medium untuk tujuan kami. Ya, saling menguatkanlah paling tepat untuk menjelaskan alas an keterlibatan saya dan teman-teman.

Jumat, 02 Januari 2009

Ngopi bersama sahabatku Guntur

Kemarin, saya menghabiskan waktu semalaman bersama temanku guntur. saya selalu rindu dengan cerita konyol dan canda tawa dari dia. ia baru saja pulang dari samarinda untuk urusan bisnis penjualan kayu jati. katanya, sekarang dia lagi sibuk urus bisnis kayu jati untuk cari modal buat kampanye pencalonannya sebagai Caleg di Dprd Muna. ia transit di makassar dan memilih singgah selama satu minggu hanya untuk bertemu teman-temannya di kampus dulu. sekalian mau mengobati stresnya karena capek setiap hari disibukan dengan urusan konstituen.

Tak dirasa, selama mengobrol, saking asyiknya cerita, kami menghabiskan empat gelas kopi dan tiga bungkus rokok sampoerna. dia banyak bercerita tentang susahnya membangun kepercayaan dan membranding diri di dalam masyarakat. sebab banyak politisi senior, terutama politisi lokal dari Golkar yang menjadi saingan berat di Dapilnya. dari segi strategi dan manajemen lapangan, saingannya jauh lebih berpengalaman. namun dia tak pernah putus asa berjuang dan bertarung untuk bisa duduk di Dewan Muna.

Guntur adalah sosok teman yang lucu, kocak, dan menyenangkan. ia juga cukup ambisius dengan sejumlah cita-cita besarnya. ia lebih memilih pulang ke daerah daripada bertahan di kota makassar. Karena menurut hitungannya, ia akan bisa lebih sukses ketika membangun karier mulai dari daerah kampung halaman, ketimbang mencari kerja di makassar, walaupun ada sejumlah senior yang mengajaknya untuk kerja di sini.

Ya, begitulah sahabatku Guntur. kami sudah berteman sejak semester dua di kampus. semoga dia sukses dengan pilihannya sekarang. memilih dunia politik sebagai panggung untuk berjibaku dengan kerasnya hidup.

mimpi untuk 2009

Ada sejumlah harapan yang tergenggam erat di tanganku untuk tahun 2009 ini. Namun dari sejumlah harapan itu, keinginanku untuk lanjut studi paska sarjana di Universitas Indonesia adalah yang paling prioritas. naumn, tidak menafikan sejumnlah harapan kecil lainnya.

Saya tidak ingin muluk-muluk membuat perencanaan yang terlalu banyak dan besar untuk tahun ini. soalnya, jika terlalu banyak rencana yang dibuat, malah akan membuat saya terbebani sendiri oleh harapan-harapan tersebut untuk diwujudkan. namun ada sejumlah persoalan yang belakangan membebani pikiran saya. pendaftaran paska sarjana di Ui untuk jurusan sosiologi baru akan di buka maret nanti, dan saat ini saya agak bingung harus buat apa untuk menunggu waktu itu tiba.

banyak teman yang memberi saran untuk mencari kerja saja dulu sambil menunggu waktu seleksi di Ui tiba. ada juga keluarga yang menyarankan untuk kembali saja dulu ke bau-bau untuk waktu satu sampai dua bulan. hitung-hitung ada pekerjaan yang bisa dilakukan di kampung.

yah, itulah harapan terbesar saya tahun ini. bisa melanjutkan studi. namun, untuk menunggu waktu seleksi masuk Ui tiba, saya tidak mau ribet-ribet. yang jelas, saya bisa bertahan hidup mandiri samb il menunggu waktu itu tiba.