Jumat, 25 Maret 2011

Tantangan Hidup Yang tidak punya Prioritas

Hidup dengan sebuah perencanaan yang tertata dan teragenda dengan baik mungkin menjadi impian banyak orang. Menjalani hidup dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya tentu akan sangat menyenangkan bagi banyak orang. Namun tidak sedikir pula orang-orang yang menjalani hidup ini tanpa agenda yang tertata dan terjadwal, seolah-olah hidup ini bag air sungai yang terus mengalir mengikuti arah arus. 

Mungkin saya termasuk orang yang menjalani hidup ini tanpa harus bergerak mengikuti perencanaan –perencanaan tertentu. Selama ini saya merasa menjalani kehidupan dengan berusaha menjalani saja apa yang ada dihadapan saya, tanpa berpikir lebih jauh kemana arah hidup ini akan dilabuhkan. Saya tidak terbiasa hidup disiplin. Tapi setidaknya sampai saat ini saya sangat menikmati apa yang ada dan sedang saya jalani sekarang.

Namun akhir-akhir ini saya mulai dibayangi sejumlah ketakutan tentang masa depan. Kekhawatiran akan masa depan yang masih samar. Hal ini wajar menghantui saya jika mengingat umur yang semakin hari terus bertambah. Di umur saya sekarang, ada banyak teman-teman sejawat yang telah berkeluarga, mereka hidup dengan pekerjaan tetap dan perlahan menata hidupnya secara bertahap seraya memasuki fase kematangan hidup, setidaknya kematangan secara material.

Akhir-akhir ini saya begitu semangat mengerjakan tesis. Saya harus segera ke lokasi penelitian jika ingin melakukan ujian akhir sebelum masa beasiswa saya berakhir bulan tujuh nanti.  Namun ditengah api semangat yang menyala-nyala itu, saya tiba-tiba harus dihadapkan dengan sejumlah pekerjaan di Jakarta yang juga harus dituntaskan dalam waktu dekat. Saya bingung untuk  menentukan prioritas mana yang mesti didahulukan. Memilih ke lokasi penelitian berarti dengan sendirinya akan memupus pekerjaan yang menanti di Jakarta bersama beberapa kawan-kawan disana. Secara, pekerjaan itu cukup menjanjikan, setidaknya ia cukup menjanjikan secara materi. Namun, ketika memilih ke Jakarta untuk menuntaskan pekerjaan itu, artinya saya harus menunda pengerjaan tesis dong. Hemmmmm, situasi yang rumit. 

Padahal sebelumnya saya bermimpi bisa menyelesaikan dua pekerjaan itu. Namun dengan mepetnya waktu yang ada sekarang, tampaknya saya harus berani memilih dan belajar menentukan prioritas apa yang mesti dijalani saat ini. Kali ini, saya mencoba belajar membuat prioritas itu. Semoga saja pilihan ini tidak keliru dikemudian hari..
Dalam suasana rintik hujan.. Sagan, Yogyakarta.