Senin, 25 Oktober 2010

Serba Serbi Mengerjakan Tesis


Sudah dua hari ini saya sibuk berselancar dan berkawan dengan Uncle Google untuk mengumpulkan literature tentang teori atau pemikiran Mark Granovetter, seorang ahli sosiologi ekonomi dari Stanford University, Amerika Serikat. Nama Granovetter baru kali ini saya dengar namun bukan berarti dia tidak terkenal. Saya saja yang tidak pernah membaca buah pikirannya..heehe. Saya disarankan untuk mencari tahu pemikiran Granovetter oleh Prof. Heru Nugroho, dosen Sosiologi UGM. Beliau adalah dosen tempat saya konsultasi, walaupun dia bukanlah pembimbing Tesis saya. Ketertarikan saya untuk mengulas tema ekonomi politik sebagai tesis terkait kerjasama yang dilakukan oleh Pemkot Baubau dengan Korea Selatan inspirasinya datang dari beliau.

Pada rancangan awal, saya lebih fokus mengulas sosiologi budaya yaitu tentang interaksi etnis Cia-Cia yang ada di Kota Baubau dengan budaya Korea Selatan terkait diadopsinya aksara Hangeul dalam bahasa Cia-Cia. Namun dalam perkembangan selanjutnya, entah karena alasan apa, saya kemudian menggeser topic bahasan ke kajian ekopol. Hal ini saya lakukan karena tema sosiologi budaya sudah banyak diulas sebelumnya, tentunya dengan kasus yang berbeda. Selain itu, jika saya ingin mengelaborasi lebih jauh tentang interaksi budaya yang tercipta dari persinggungan Hangeul dengan etnis Cia-Cia, nampaknya cukup rumit untuk diukur sebab ternyata aktifitas serta mobilitas orang Korsel di Baubau masih belum massif.


Sebelumnya saya mengajukan dua pertanyaan yaitu; bagaimana diskursus tentang Korea di konstruksi dan ditanamkan kedalam komunitas Cia-Cia. Kedua, bagaimana interaksi antar bahasa Cia-Cia dengan Hangeul berlangsung dan apakah interaksi tersebut dapat melahirkan suatu pengayaan ekspresi masing-masing kelompok atau ekspresi bersama? Sayangnya dua pertanyaan tersebut akhirnya tergantikan seiring dengan bergesernya minat dan   kajian saya.

Setelah membaca kembali proposal yang sudah dibuat, saya menemukan sedikit keanehan di dalam proposal tersebut. Fokus pembahasannya mengarah ke studi sosiologi budaya atau lebih dekat dengan kajian cultural studi, namun seringkali saya jumpai cara saya mengelaborasi latarbelakang permasalahan dengan menggunakan kerangka pikir ekopol. Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti pendekatannya dari kajian budaya ke ekonomi politik. Kini saya mulai dibuat pusing dan bingung sendiri, karena praktis harus memulai dari awal mengumpulkan referensi untuk mendukung pengerjaan tesis ini.