Kamis, 27 Agustus 2009

Menunggu Yang Membosankan di Bandara Jogja


Ketika menulis catatan ini saya teringat pada sebuah iklan rokok yang mengisahkan keterlambatan jadwal penerbangan pesawat di Bandar udara Indonesia. dalam iklan itu disinggung betapa karetnya jadwal penerbangan yang ada sehingga model yang memerankan iklan tersebut sudah mempersiapkan tenda untuk istirahat menunggu dan bahkan memanggang sesuatu untuk dijadikan santap makanan di dalam bandara. Kebetulan rokok tersebut punya slogan enjoy aja , jadi tak masalah jika jadwal penerbangannya tidak tepat waktu. Saya tidak ingin membahas lebih jauh iklan tersebut, namun saya punya cerita yang mirip dengan iklan tersebut sewaktu hendak melakukan perjalanan dari Jogjakarta menuju Jakarta, hanya saja saya sama sekali tidak membawa persiapan untuk mengantisipasi keterlambatan penerbangan pesawat selayaknya kisah dalam iklan tersebut.

Kemarin saya melakukan perjalanan dari Jogjakarta menuju Jakarta dengan terbang menggunakan pesawat Lion. Dalam tiket tertera jadwal penerbangan pukul 16:25 dan akan sampai pada pukul 17:25 Wib. Sebelum menuju bandara saya masih menyempatkan diri jalan-jalan ke malioboro, salah satu pusat perbelanjaan di Jogja untuk mencari oleh-oleh khas kota itu. Saking asyiknya keliling mencari oleh-oleh, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 lewat. Setelah belanja oleh-oleh saya segera pulang ke kost teman tempat menginap sementara di Jogja dengan terburu-buru dan setelah mengepak barang ke dalam tas dengan tidak beraturan langsung saja saya meluncur ke bandara diantar oleh teman dengan menggunakan sepeda motor. Motor pun dikebut dengan kencang agar tak terlambat sampai di bandara dan saya pun tiba sekitar pukul 4 lewat 10 menit. Ketika tiba di bandara dan melakukan cek in, jadwal penerbangan yang tertera pada tiket saya dicoret oleh petugas dan diganti jadwal penerbangannya menjadi pukul 17:30 Wib.

Awalnya saya merasa lega tidak ketinggalan pesawat namun tak berselang lama perasaan lega tersebut menjadi jengkel karena harus menunggu 1 jam di bandara karena pesawatnya delay sekitar satu jam. Setelah beberapa waktu menunggu, akhirnya pesawat yang akan kami tumpangi mendarat dan tak lama berselang kemudian kami pun dipersilahkan untuk naik ke dalam pesawat.

Dua orang Pramugari cantik memperagakan cara menggunakan sabuk pengaman, menggunakan masker oksigen ketika sewaktu-waktu udara dalam pesawat berkurang dan cara menggunakan pelampung ketika pesawat tiba-tiba melakukan pendaratan darurat. Saya tak memperhatikan penjelasan dan juga peragaan yang dilakukannya namun saya hanya terpaku dan menatap wajah cantik pramugari di depanku tanpa berkedip karena kedipan pertama adalah ibadah :). Setelah pramugari itu selesai memberikan petunjuk artinya pesawat tidak lama lagi akan segera lepas landas. Anehnya pesawat yang telah melakukan ancang-ancang untuk lepas landas tiba-tiba berhenti dan diam ditempat sekitar 20 menit. Keanehan berikutnya terlihat dari beberapa orang dengan menggunakan seragam seperti pakaian teknisi menggunakan mobil teknisi bandara melaju mendekati badan pesawat dan ramailah para teknisi dan operator teknis pesawat berkumpul dibawah badan pesawat.

Posisi duduk saya yang berada dibagian pinggir dekat jendela membuat saya dengan jelas bisa menyaksikan keramaian yang terjadi dibawah sana. Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa pesawat untuk sementara tidak bisa melakukan penerbangan karena terjadi kerusakan pada mesin bagian mesin pesawat dan kami pun diturunkan dan kemudian diminta untuk menunggu di dalam ruang tunggu bandara sambil menanti mesin pesawat yang rusak diperbaiki. Kami pun diberi tiket transit jika ingin berganti dengan pesawat yang lain dengan tujuan Jakarta, spontan berbondong-bondong penumpang menuju loket informasi untuk mengganti penerbangan dengan pesawat lainnya dan kebetulan saat itu terdapat beberapa kursi kosong pada pesawat Garuda namun tak bisa menampung semua penumpang. Sialnya saya termasuk orang yang tidak kebagian kursi kosong itu karena kalah cepat oleh penumpang lainnya. Walhasil saya dan penumpang lainnya yang tidak kebagian kursi kosong Garuda harus menunggu sampai mesin pesawat tersebut selesai diperbaiki dan kami diinformasikan kalau pesawatnya direncanakan terbang pada pukul 9 malam.

Apa dikata kami pun hanya bisa pasrah menunggu dibandara. Pukul 9 malam yang semula direncanakan pesawatnya akan terbang ternyata masih molor juga. Nanti pukul 9:25 malam baru kami diterbangkan dari Jogja menuju Jakarta. Sebuah pengalaman yang menjengkelkan sekaligus mengkhawatirkan jika sewaktu-waktu mesin pesawat yang tadinya diperbaiki penyakitnya kumat dalam perjalanan atau pada saat akan mendarat. Untungnya penerbangannya aman-aman saja dan kami semua selamat sampai ditujuan(*)

Tidak ada komentar: