Sabtu, 05 September 2009

Obrolan Sore Yang Aneh

Sudah dua hari ini saya buku puasa di mace kantin fisip Uh. Suasana yang selalu saya rindukan ngumpul bersama teman-teman di kampus waktu kuliah dulu. Namun sekarang saya mendapatkan situasi yang sangat berbeda dengan beberapa tahun lalu, tempat itu selalu rame ditongkrongi oleh anak-anak sospol dan juga beberapa alumni yang masih sering masuk kampus dan kadang juga beberapa dosen yang biasa bergaul dengan mahasiswa. Saya tidak menjumpai lagi orang-orang yang biasa asyik bermain domino disana. Di kantin fisip pada sore hari begitu sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk asyik internetan tampa saling tegur sapa. Kantin fisip menjadi sedikit rame jika waktu berbuka puasa sudah dekat, itupun yang meramaikannya adalah mahasiswa komunikasi saja. Bersama beberapa orang kawan saya menghabiskan sore di kantin sambil bercerita ngawur ngidul menungggu waktu berbuka tiba.

Sore tadi suasananya hampir tak jauh berbeda dengan kemarin. Waktu menunggu berbuka diisi dengan banyak obrolan apa saja, diskusinya tidak fokus dan melebar kemana-mana mulai dari gosip krisdayanti yang ditalak oleh anang, cerita pengalaman senior-senior Fisip yang mencoba bertahan hidup di jakarta, obrolan singkat tentang lembaga kajian lipstik di Fisip yang pernah di ketuai teman saya dahlan sampai pada pembicaraan masa depan.

Obrolan tadi sore dengan beberapa teman tiba-tiba mengganggu tidurku malam ini. Tema obrolan yang mengganggu itu adalah seputar orientasi hidup dan pekerjaan di masa depan. Saat ini saya sementara berusaha untuk fokus melanjutkan study paskasarjana di Ugm walaupun harus dengan susah payah mencari duit untuk membayar biaya SPP dan sewa kost di Jogja. Larut dalam pembicaraan, saya pun curhat kepada mereka kalau saja saat ini saya bingung untuk mencari duit guna membeli beberapa buku sebagai literatur belajar dan biaya bulanan selama hidup di Jogja. Tiba-tiba ada seorang teman yang memberikan saran bagaimana cara untuk bisa membiayai pendidikan selama sekolah (mohon maaf, caranya tidak bisa saya jelaskan disini).

Awalnya saya tak menggubris saran tersebut, bahkan saya menganggap itu sebagai sebuah lelucon, namun setelah saya kembali ke pondokan, kamar teman tempat saya menginap, tiba-tiba pembicaraan tadi sore di kantin melintas dan langsung mengisi ruang-ruang berpikirku. Saya pun gelisah sampai-sampai tak bisa tidur karena memikirkannya terus. Pembicaraan tentang masa depan memang selalu jadi topic menarik dan tak ada matinya. Manusia senantiasa membangun mimpi-mimpi untuk dapat hidup lebih baik, berharap pula dapat menghabiskan masa tua dengan nyaman dan damai. Sampai catatan ini selesai saya tulis, pikiranku masih terganggu oleh pembicaraan di sore tadi.
Tamalanrea, 04 sept, pukul 03:25

Tidak ada komentar: