Minggu, 16 Agustus 2009

Menikmati sore di Benteng Roterdam makassar

tadi sore saya bersama teman (obit&ari) putar-putar melihat kota makassar. entah kenapa saya selalu rindu dengan kota ini ketika untuk beberapa waktu lamanya meninggalkannya. maklum sebulan lebih saya berada di Bau-Bau, tanah kelahiran dan tempat saya tumbuh hinggah remaja. kota ini bukanlah tempat kelahiran saya, namun ada banyak hal yang membuat saya menganggap bahwa kota ini telah menjadi rumah yang nyaman buat saya untuk ditinggali. saya baru tiba dari Bau-Bau tadi malam dan sudah tidak sabar untuk berkeliling kota melihat perubahan dan perkembangan yang terjadi di makassar.

setelah berkeliling melihat kota, saya dan teman-teman berniat untuk menghabiskan sore di pantai Losari sambil menyaksikan sunset. saat melintasi jalan penghibur tepatnya di depan Zona, jalanan menjadi macet. iring-iringan kendaraan bermotor dengan mengenakan kostum dan jaket seragam berwarna merah hitam tiba-tiba melintas dengan kawalan mobil sirine polisi. tepat di depan benteng roterdam, iring-iringan kendaraan tersebut belok dan langsung ke area prkir di depan benteng. saya jadi penasaran ada kejadian atau kegiatan apa hingga puluhan iring-iringan motor tersebut masuk ke area depan benteng tersebut. karena penasaran, saya dan teman-teman pun memutuskan untuk berhenti dan mencari area parkir mobil yang kami tumpangi untuk menyaksikan kegiatan yang sedang berlangsung di depan benteng tersebut. rupanya lagi ada panggung hiburan musik dan parade modifikasi motor yamaha disitu yang membuat jalan penghibur di depan benteng menjadi macet.

rencana menghabiskan sore di pantai losari untuk menikmati sunset tidak jadi. nampaknya kegiatan yang diadakan oleh Yamaha nampak lebih menarik daripada menyaksikan sunset di Losari, apalagi di sudut kanan depan benteng lagi ramai sejumlah cewe-cewe cantik berkumpul dengan kostum ciliders. nampaknya pemandangan tersebut mengalahkan keindahan matahari yang akan terbenam yang bisa disaksikan dari depan pantai losari. selang lima menit kemudian ternyata sejumlah cewe-cewe cantik tersebut naik panggung hiburan dan mengisi acara hiburan dengan sejunmlah atraksi dan dancing yang menarik untuk ditonton. setelah atraksi cewe-cewe cantik ciliders tersebut usai pentas di atas panggung, bagi saya tidak ada lagi pertunjukan yang menarik dari kegiatan tersebut. ini mungkin sangat subyektif tapi itulah penilaian saya.

ramai orang yang menyaksikan acara yang disponsori oleh perusahaan motor yamaha tersebut, dan rupanya iring-iringan motor yang sempat membuat jalanan tadi macet adalah rombongan club motor Yamaha Jupiter dan Mio asal Pangkep. bukan hanya club Motor dari Pangkep, tidak kalah kelompok motor dari Jeneponto pun ikut memeriahkan acara tersebut. Di sudut lain juga tidak kala ramai orang keluar masuk pintu gerbang benteng roterdam. saya pun ikutan masuk menyaksikan seperti apa kondisi di dalam benteng tersebut. setelah tujuh tahun berada di kota makassar, ini kali pertama saya masuk ke dalam benteng tersebut. entah kenapa sebelumnya saya tidak pernah tertarik datang ke tempat tersebut. dua hari lalu tutur obit ada pameran benda-benda bersejarah dari seluruh kabupaten-kota di Sulsel dipajang di dalam benteng dan kemarin malam pameran tersebut telah ditutup. sayang saya tidak sempat menyaksikannya.

saya takjub menyaksikan arsitektur benteng Roterdam. bangunan-bangunan tua gabungan sentuhan tangan pribumi dan khas desain Belanda masih kokoh berdiri. taman-taman disepanjang pekarangan benteng menambah artistiknya pemandangan. sebuah peninggalan sejarah yang bisa menceritakan kepada kita akan banyak hal tentang situasi dan peristiwa yang terjadi di zaman pendudukan Belanda atas kota ini. benteng ini pertama kali dibangun oleh raja Gowa X, Imanriogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, dan pada tahun 1634 pembangunannya dilanjutkan oleh raja Gowa XIV Imanggarangi Daeng Manrabia Sultan Alaudin. Sebelumnya benteng tersebut bernama benteng Panyua namun setelah Belanda menaklukan kota ini, benteng tersebut berganti nama menjadi benteng Roterdam, dan setelah belanda hengkang dari kota ini akibat penguasaan pasukan Jepang, benteng tersebut dialih fungsikan menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan. Benteng ini menjadi pertahanan atas serangan musuh yang datang dari bibir pantai bagian barat kota Makassar, sekaligus memantau aktifitas yang terjadi di sekitaran perairan Makassar. Sebagian besar benteng di negeri ini dibangun untuk sebuah pertahanan, hampir sama dengan benteng keraton Buton di bau-bau, hanya bedanya benteng keraton buton di desain selain untuk pertahanan dalam negeri juga ditempati sebagai pemukiman warga, dan beda yang lainnya benteng keraton Buton didesain sepenuhnya oleh orang pribumi, sedikitpun tanpa campur tangan maupun tambahan bangunan dari orang asing. sayangnya saat saya berkunjung ke dalam benteng tersebut, museum Lagaligo sudah tutup jadi tidak sempat menyaksikan apa saja benda-benda sejarah dan purbakala yang ada di dalamnya.

Perjalanan menyaksikan jalan-jalan kota Makassar menjadi begitu berkesan dengan menghabiskan sore di benteng roterdam. Saya pun menjadi penasaran untuk melihat lebih banyak lagi apa saja warisan sejarah masa lalu yang masih tersimpan dalam benteng tersebut. Suatu saat saya akan kembali untuk menyaksikannya (*)

Tidak ada komentar: