Rabu, 17 Desember 2008

Sungai Sadang


Dari rumah pak Thomas, ketua RW Pora I kelurahan Tampo, dikeheningan malam, terdengar jelas suara arus sungai mengalir, menghempas terpecah oleh bebatuan kali. Dari teras bagian belakang rumahnya, saya bisa menyaksikan keindahan aliran sungai sadang. Wilayah ini bernama Rt Randanan. Kata “randanan” dalam bahasa Toraja artinya adalah pinggir sungai.

Sungai sadang menjadi penghubung tiga daerah yaitu Toraja, Enrekang dan Pinrang. Induk sungai sadang ada di kelurahan Pangala Toraja dan bermuara di jembatan Lasape perairan Pinrang. Tidak hanya menghubungkan tiga daerah tersebut, sungai ini pun diabadikan sebagai nama sebuah jalan di kota Makassar yaitu jalan Sungai Sadang. Jalan ini pun menghubungkan tiga jalan utama yaitu jalan AP. Pettarani, jalan Veteran dan jalan Ratulangi.

Jika dilihat secara sepintas dari arah jalan kecil di atas kampung, jika melihat ke bawah, tidak ada sedikit pun ada tanda kalau di bagian bawah jalan itu, yang kira-kira jaraknya sekitar 300 m, ada rumah penduduk yang dihuni sekitar 19 Kepala Keluarga. Pohon-pohon bambu dan tanaman coklat serta kopi dan beberapa pohon besar lainnya menutupi rumah-rumah penduduk tersebut.

Ketika menyusuri jalan tersebut, melewati tanaman kopi dan coklat warga, maka akan dijumpai rumah-rumah warga yang jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 10 - 20 m. sebuah perkampungan penduduk yang tersembunyi oleh pohon bambu, cokelat, kopi dan beberapa pohon besar lainnya. Lokasi Rt Randanan begitu asri dan natural. Diapit oleh bukit dan sungai Sadang.

Ada sejumlah warga yang menjadikan sungai sadang sebagai tempat menjaring ikan. Pak Baba misalnya, dua kali dalam seminggu, ia biasa ke kali sungai sadang untuk menjala ikan. Dari penuturan beliau, ia biasa turun ke kali sekitar pukul 11 malam. Setelah menaburkan beberapa umpan untuk makanan ikan, ia tidak langsung menjalanya. Harus menunggu 1 – 2 jam baru ikan-ikan yang sudah diberi umpan tadi kemudian dijala. Hasil tangkapannya lumayan, setiap kali ia pulang dari menjala, tungku dapurnya selalu berasap sembari menebar aroma ikan hasil tangkapan dari sungai sadang.
Di tempat lain di Toraja, kita pun bisa malihat sungai Sadang. Namun pemandangan yang terlihat dari arah kampung Pora I Rt Randanan, penampakannya sangat berbeda. Sungai Sadang jadi begitu sangat eksotis, berlikuk dan tampak begitu gagah membelah bukii dan perkampungan penduduk.
Toraja, 30 Sept 2008

Tidak ada komentar: